POLITIKACEH.CO | Aceh Tamiang - Pilkada serentak dalam hitungan angka kalender, lembar baru pemerintahan akan segera dimulai dan Aceh tengah dilanda duka, bencana alam dalam beberapa bulan terakhir menjadi fenomena tak asing di negeri serambi mekkah ini.
bencana banjir Calang kabupaten Aceh Jaya, gempa bumi di kabupaten Pidie Jaya, dan banjir bandang di kabupaten Aceh Singkil menambah sederet PR (pekerjaan rumah) pertinggal untuk sang pemimpin selama periode depan.
Menurut beberapa pengamat politik Calon kepala daerah yang maju dalam pilkada yang tak mengumbar kekuatan uang untuk memenangi pilkada akan lebih maksimal bekerja jika terpilih, kepala daerah tersebut tidak terlalu memikirkan bagaimana mencari kembali keuntungan uangnya yang telah terpakai saat kampaye. Dan hal ini justru akan memaksimalkan rekonsiliasi bagi masyarakat yang terkena dampak bencana alam di Aceh secara umum.
Dalam beberapa situasi politik bagi pasangan calon kepala daerah tidak perlu mengobral uang untuk membayar mahar ke partai pengusung ataupun money politics ke para pemilih.
Farhan Syamsuddin Wakil ketua Dpw Partai Aceh Kabupaten Aceh Tamiang saat jumpa disalah satu kedai kopi di Tamiang mengatakan,”H.Muzakir manaf dan Ir H TA Khalid merupakan pasangan calon gub dan wakil gub Aceh periode 2017-2022 yang di usung oleh partai Aceh, Gerindra, PKS dan PBB, memiliki kekuatan 29 kursi di DPR Aceh dari partai aceh, ditambah partai koalisi, yang nantinya jika terpilih akan mudah dalam menjalankan roda pemerintahannya, dikarenakan telah terjadi keseimbangan antara legislatif dan eksekutif, serta pasangan tersebut juga telah mempunyai kader dan simpatisan sampai di level anak ranting (dusun),”terangnya.
Menurut Farhan, Ada tiga hal yang dapat dimenangkan oleh pasangan H muzakir manaf dan Ir H TA Khalid MM dalam pilkada , yaitu tidak mengumbar uang. Pertama karena tidak dimintai mahar oleh partai pengusung.
Hal kedua adalah gotong royong yang dilakukan oleh partai politik pendukung dalam mengusung calon kepala daerah di pilkada, dengan gotong royong dari kader partai politik merupakan inti kekuatan, kata farhan.
Gotong royong juga akan terus dilakukan oleh calon pasangan H muzakir manaf dan TA Khalid. Sedangkan kampanye politik memang membutuhkan biaya, teryata hal itu bisa di tanggung secara gotong royong oleh semua partai politik pengusungnya. Para partai pengusung akan di bebankan biaya kampanye politiknya. Semua kader partai politik ikut terlibat langsung dan tak jarang kader partai daerah pun ikut membantu bergotong royong dalam menyukseskan kampanye di daerah lainnya hal ini merupakan bentuk solidaritas kader partai politik.
Hal ketiga yang membuat tak membuang uang untuk menang, karena alat peraga kampanye dibiayai oleh KPU/KIP. Termasuk iklan-iklan di media juga dibiayai KPU/KIP. Politik bisa menjadi lebih murah dengan aturan itu karena salah satu komponen paling mahal adalah alat kampanye, dalam hal alat peraga, partai politik juga dapat berperan dan harus melakukan sumbangsih, dan tidak menutup kemungkinan adanya sumbangsih alat peraga kampanye dari berbagai pihak untuk memenangkan pasangan calon.
Partai-partai pengusung yang banyak anggota legeslatifnya di DPR dimungkinkan dapat memenangkan calon pasangan kepala daerah, karena kekuatan kader partai,simpatisan partai sudah memiliki partai pengusung tersebut, jadi calon pasangan kepala daerah bersama team pemenangan hanya tinggal mencari suara tambahan dari luar partai. Tandasnya.
Farhan Syamsuddin juga menghimbau agar seluruh team agar dapat bekerja semaksimal mungkin baik dari partai Aceh, partai pendukung, kader partai, simpatisan partai, simpatisan calon gubernur dan wakil gubernur, dan masyarakat Aceh dan khususnya kabupaten Aceh Tamiang dalam upaya memenangkan H Muzakir Manaf dan TA Khalid untuk gubernur dan wakil Gubernur Aceh dan juga memenangkan pasangan bupati Aceh Tamiang Ir Rusman dan Ichsan. Pintasnya.||(PONCUT)