POLITIKACEH.CO | Banda Aceh - Seruan aksi yang di tujukan oleh koordinator BEM pusat seluruh Indonesia kepada pengurus BEM yang ada di Aceh untuk melakukan aksi pada 12 Januari 2017, beberapa mahasiswa Aceh dari berbagai perguruan tinggi telah mendapat beberapa cercaan pertanyaan dari berbagai instansi Muspida di Aceh.
Informasi yang di dapat kan oleh media politikaceh.co (09/01/16), dari pernyataan sikap yang di sebar luaskan di sosmed kepada BEM seluruh Indonesia, aksi ini di lakukan karena pemerintah sewenang-wenang dalam menetapkan kebijakan, serta saling lempar-melempar tanggung jawab.
Kemudian Harga pajak dan minyak naik di awal tahun 2017, dalam hal ini pemerintah menunjukan prospek dan kualitas kerja yang sangat buruk untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
Koordinator pusat BEM seluruh Indonesia Bagus Tito Wibisono dengan ini, menyerukan kepada seluruh mahasiswa Indonesia turunlah ke jalan, ramaikan jalanan dan buatlah parlemen jalanan.
Jika hari ini parlemen sesungguhnya lemah dalam memanggul amanah, Ramaikan jalanan dan tetaplah menjadi singa di jalanan. Aumkan keresahan rakyat atas kegagalan pemerintahan mengelola negara.
Ia juga menambahkan Jika pemerintah masih bercanda mengelola negara maka REFORMASI JILID 2 harus menggelora di indonesia, dan apabila penjajahan masih ada, bahkan dari saudara sendiri, semboyan kita tetap, MERDEKA ATAU MATI, ungkapnya.
Muhammad Bahruddin yang juga selaku wakil ketua permusyawaratan mahasiswa universitas Muhammadiyah Aceh (MPM-UNMUHA) mengatakan, “beberapa instansi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Banda Aceh, petinggi eksekutif dan legislatif mahasiswa diteror pertanyaan dan permohonan informasi dari Kepolisian daerah aceh, TNI dan Polresta”.
” mulai dari tadi sore sekurangnya ada 5 nomor masuk yang mengatasnamakan kepolisian daerah Aceh, dan TNI meminta info jumlah mahasiswa yang berangkat dari instansi kami dan mendesak mengabarkan apabila ada rapat rapat internal”.ujarnya.||(RZ)