POLITIKACEH.CO | Banda Aceh - Salah satu tokoh yang mencoba memahami alur fikiran dari pernyataan disampaikan oleh Ir. H. Teuku Al Khalid, MM. Calon Wakil Gubernur Aceh dari Paslon No. 5!. “Bila paslon No. 5 kalah, dikhawatirkan .akan terjadi konflik lagi di Aceh”. Dan oleh segelintir pihak, sengaja “diplentir” “plintur”. Tujuannya, meningkatkan eskalasi suhu politik di Aceh yang mulai memanas agar menimbulkan keresahan masyarakat.
Apa yang disampaikan oleh TA Khalid adalah pernyataan pahit, dan sepahit perjalanan sejarah masa lalu Aceh penuh duka dan luka. Sesuai sabda Rasulullah : QULIL HAQQA WALAU KANA MURRAN. “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”. Bahkan kandidat lain, belum berani menyampaikan persoalan tersebut secara terang benderang kepada publik. Baik saat kampanye akbar maupun dialogis.
Barangkali memilih bermain “aman”, Karena khawatir perkataan tersebut dipolitisir sedemikian rupa oleh rival politik. Oleh sebab itu, sebahagian kandidat memilih meninabobokan rakyat dengan konser musik seperti dilakukan dalam kampaye rezim orde baru, dibandingkan memberikan pencerahan dan edukasi politik konstektual kepada rakyat.
Menurut pandangan para pengamat, Perdamain sedang dinikmati rakyat tidak bertahan lama. Oleh sebab itu, harus disyukuri, karena GAM dengan Pemerintah RI telah memilih jalur perundingan untuk mengakhiri konflik. Kemudian. Dan GAM bertransformasi dari gerakan bersenjata ke gerakan politik.
Untuk mempertahankan perdamain, Pemerintah RI dan GAM “barangkali” diwakili oleh Pemerintah Aceh, harus istiqamah mengimplementasikan hasil kesepakan damai tersebut secara konprehensif. Tujuannya, menutup celah agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang merasa kecewa karena hasil perjanjian setelah dua periode pemerintahan belum tuntas.
Setelah KIP Aceh menetapkan Paslon Gubernur Pilkada 2017. Paslon No 5. Parlok dengan Parnas, bergandengan tangan, berkomitmen menuntaskan seluruh turunan UUPA No. 11/2006, supaya perdamaian langgeng dan abadi di Aceh, sejalan menghadirkan kesejahteraan dan keadilan rakyat.
Pembahasan di atas adalah perspektif pribadi semata. Sebagai orang yang masih ingin belajar dalam memahami dinamika politik. Besar harapan adanya pencerahan konstruktif dari teman - teman FB sekalian yang lebih expert.
Sebagai penutup, mengutip kalimat bijak nan mulia dari Ali bin Abi Thalib : “Tidak perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu, karena orang yang mencintaimu tidak membutuhkan itu, dan orang yang membencimu tidak akan percaya itu” (Ali bin Abi Thalib).