POLITIKACEH.CO| Banda Aceh (27/03) - Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) mendukung sepenuhnya penyeleggaraan Kemah Seniman Aceh yang ke V di Banda Aceh pada April Mendatang.
Ketua Mapesa Aceh, Mizuar Mahdi, mengatakan, pihaknya mengharapkan, nilai estetika berseni tinggi yang terdapat di Batu Nisan Aceh serta Manuskrip karya seniman Aceh tempo dulu ikut dipamerkan di Kemah Seniman ke V.
“Kami mengharapkan, berkumpulnya para seniman Aceh bisa membawa berkah bagi Aceh di bidang seni yang telah ada di Aceh selama ratusan tahun silam,” kata Mizuar Mahdi, Senin (27/3/2017).
Mizuar menambahkan bahwa, dalam merevitalisasi seni dan peradaban Islam di Asia Tenggara serta kembali, perlu dihargai karya seniman mass silam.
“Seni ukir yang indah terpahat pada batu nisan Aceh itu juga mencatat data sejarah, selain indah dan mengandug makna, Nisan Aceh juga memiliki nilai estetika seni yang tinggi yang merupakan karya orang orang terdahulu yang tidak dapat lagi kita temui di era globalisasi saat ini,” kata Mizuar.
Ia mengatakan, sudah sepatutnya seni ukir dan estetika di batu nisan Aceh serta yang menghiasi manuskrip kuno juga ikut dipamerkan dalam Kemah Seniman Aceh (KSA) yag diselengarakan oleh Dewan Kesenian Aceh (DKA) bersama Disbudpar Provinsi Aceh pada tanggal 14 - 16 April 2017 di Halaman UPTD Komplek Taman Seni dan Budaya Aceh, Kota Banda Aceh.
Ketua Lsm Mapesa Aceh ini berharap pemerintah dan penyelenggara Kemah seniman ke V.
Mizuar mericikan tentang seni ukiran dan estetika di batu nisan Aceh yang memiliki ciri khas yang unik dan penuh dengan nilai-nilai seni tersendiri dan banyak jenisnya.
“Misalnya batu nisan bulat polos yang diperuntukkan bagi kaum serta ada nisan yang berbentuk balok persegi delapan yang didesain khusus dengan nilai nilai seni yang tingi dan penuh kaligrafi yang menghiasi keidahan batu nisan Aceh, Nisan Aceh juga memiliki kekhasan tersendiri. Selain pahatannya rumit, di beberapa bagian nisan terukir ayat-ayat Alquran, potongan puisi sufi, serta nama dan tahun kematian,” kata Mizuar.
Lembaga Swdaya Masyarakat Peduli Sejarah Aceh juga turut mengajak semua elemen masyarakat untuk mendukung proses pendaftaran batu nisan Aceh karya seniman Aceh yang paling monumental, bernilai seni tinggi, dan membuat data sejarah, karya seniman tempo dulu ke UNESCO.
“Salah seorang dosen seni ukir lulusan pulau Jawa, orang Aceh, sekarang mengajar di ISBI Aceh, memahami betapa tingginya seni ukir di batu nisan Aceh. Itu karyanya seni yang telah berusia ratusan tahun. Sudahlah sepatutnya diikutkan di Kemah Seniman ke V pada April ini,” kata Mizuar Mahdi.
[PONCUT]
Foto : Dokumentasi MAPESA